Langsung ke konten utama

1.2a11Aksi Nyata Pembiasaan pembacaan Asmaul Husnah untuk menumbuhkan karakter beriman bertaqwa kepada Tuhan YME

 

Nilai dan peran guru penggerak salah satunya adalah sebagai penumbuh budaya positif .dalam menggerakkan nilai.karakter,guru berperan sebagai teladan dan fasilitator penggerak nilai karakter positif dalam sekolah.

Salah satu nilai yang mulai hilang dalam diri siswa adalah  nilai kesopanan dan spiritual..Dalam pendidikan nilai karakter sangat penting untuk mewujudkan Negara yang maju dan beradab. hal tersebut kemudian saya merenung, mungkin lunturnya karakter  murid dalam pembelajaran salah satunya disebabkan oleh saya sebagai guru. Hal inilah yang mendorng saya untuk mengevaluasi diri saya sendiri. Mungkin saya perlu untuk mengembangkan  kebiasaan positif sehingga karakter anak menjadi lebih baik.Salah satu karakter positif adalah membaca asmaul Husnah sebelum pelajaran.Dari pembacaan asmaul Husnah diharapkan meningkatkan nilai karakter spiritual

Dalam pelaksanaannya pembiasaan membaca asmaul Husnah dengan menggunakan langkah pembelajaran sebagai berikut:

 Pertama Guru Menyiapkan buku asmaul Husnah , Yang Kedua Guru Bersama dengan siswa membaca asmaul husnah, Yang keTiga guru menerangkan salah satu sifat Allah dalam Asmaul Husnah dan mengaitkanya dalam kehidupan

 

Pada waktu peserta didik  melakukan pembiasaan membaca asmaul Husnah  terlihat antusiasme dan peran aktif siswa. Sehingga dengan menerapkan pembiasaan membaca Asmaul Husnah  di SMP Negeri 1 Kandangan menjadikan peserta didik lebih berkesan dan antusias.

Ada beberapa kendala pembiasaan  Asmaul Husnah  pada  pembelajaran new normal waktu yang disediakan hanya sedikit,Ada beberapa anak yang belum bisa membaca Asmaul Husnah . pembelajaran dengan mengenakan masker terlalu lama menimbulkan bau di masker.dari pengalaman diatas didapatkan renccana perbaikan untukpembelajaran yang akan datang pertama Disiplin waktu masuk sehingga penerapan pembiasaan asmaul Husnah dapat efektif waktu. Yang kedua bagi yang belum lancer membaca Asmaul Hunah sering mendengarkan bacaan Asmaul Husnah di HP. Terakhir  membawa beberapa masker ketika pembelajaran agar bisda berganti demikian pengalaman aksi nyata kami pembelajaran dengan bermain peran terimakasih

 Oleh: Joko kuncoro, S.Pd.

Guru IPA SMP Negeri 1 Kandangan  Kabupaten Temanggung



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PGP-1-TEMANGGUNG-JOKO KUNCORO-1.4.a.10. AKSI NYATA MENERAPKAN BUDAYA POSITIF MENGAKTIFKAN PEMBELAJARAN DARING MELALUI KESEPAKATAN KELAS (SEBUAH PENDEKATAN INQUIRY APRESIATIF BAGJA)

  MENGAKTIFKAN PEMBELAJARAN DARING MELALUI KESEPAKATAN KELAS (SEBUAH PENDEKATAN INQUIRY APRESIATIF BAGJA)   Pembelajaran daring (dalam jaringan) sudah berlangsung hamper satu tahun lamanya . Pembelajaran ini terpaksa dilakukan karena adanya wabah pandemic corona virus yang di khawatirkan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa.Dalam proses pembelajaran daring mulai ditemukan beberapa kendala diantaranya Siswa sudah mulai jenuh dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Respon keaktifan siswa dalam menanggapi pembelajaran terus berkurang.banyak tugas siswa yang tidak dikerjakan. Kondisi ini perlu diatasi karena apabila dibiarkan berlarut larut akan mempengaruhi kualitas pembelajaran disekolah. Perlu disusun adanya sebuah kesepakatan kelas demi meningkatnya pembelajaran daring. Kesepakatan kelas adalah Pendekatan guru dan siswa yang lebih mengedepankan peran aktif siswa sebagai subjek pendidikan, sehingga setiap pendapat siswa perlu di hargai . Jadi perlu adanya kolaborasi

Pembelajaran Terdeferensiasi

P embelajaran dengan penyesuaian  kesiapan siswa, minat dan gaya  belajar siswa yang dibuat oleh guru yang  berorientasi pada kebutuhan murid  Ciri ciri karakterikstik pembelajaran terdeferensiasi adalah Di bangun dari Learning Comunity (komunitas belajar) siswa di kelas, dengan melihat Kebutuhan murid antara lain :  1. Kesiapan Belajar (readines) Murid  2. Minat Murid  3. Profil Belajar Murid  Pembelajaran berdiferensiasi menggunakan 3 strategi yaitu :  1. Diferesiasi konten  2. Diferensiasi Proses  3. Diferensiasi Produk Contoh 1. mendasarkan pada keberagaman dan keunikan belajar anak pembelajaran pada minat anak sains seni atau olahraga kesiapan belajar modal dasar yang sudah dimiliki dan cara belajar yang berbeda kinestetik audio maupun video 2 konten proses maupun produk yang dihasilkan bervariasi tergantung potensi anak